Sunday 3 September 2017

Athens


Acropolis of Athens: Jika kita membaca buku-buku dan literatur sejarah, di jaman keemasan Yunani kuno dimana mereka mengembangkan ilmu filosofi, astronomi, matematika, kimia, dll. Athena aau Athens dalam bahasa Inggris ini adalah pusat kebudayaan Eropa di jaman itu.

Kelak, karya-karya kaum Yunani ini seperti dalam matematika, astronomi dan ilmu kedokteran dikembangkan lagi oleh ilmuwan-ilmuwan bangsa Arab seperti Jabbir Ibn Hayyan (Ilmu Kimia/Alchemy - abad ke-8 Masehi), Al-Battani (Ilmu Astronomi - 850 922M), Al-Razi dan Al-Zahrawi (Ilmu kedokteran), dll.

Kaum Athena sendiri memiliki filsuf yang terkenal dan sampai sekarang karya-karya mereka masih dikenang: Socrates dan muridnya Plato (Scorates mungkin tidak banyak menulis, tapi Plato lah yang banyak menelurkan karya filosofi), serta murid Plato Aristoteles.

Di jaman tersebut, artis-artis teater dan drama seperti Aeschylus, Aristophanes, Euripides, Menander dan Sophocoles yang bermain di teater Dionysius Acropolis, juga berkembang dengan pesat. 




Athens juga sempat di bawah kekuasan banyak Imperium seperti Byzantium, Frankish, Romawi, dan Ottoman. Serta diserbu oleh bangsa Persia dibawah Kaisar Darius dan kemudian dilanjutkan oleh anaknya, Xerxes, dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Salah satu pertempuran yang terkenal digambarkan dalam film 300, dimana Raja Leonidas dari Sparta beserta 300 orang pasukannya, berusaha menahan ratusan ribu pasukan Persia di Thermophylae.

Athens dan Acropolis (yang berarti Acro = tanah tinggi, dan Polis = kota), dibangun kembali oleh Pericles (+/- 495 tahun sebelum Masehi) setelah ancaman dari bangsa Persia mereda. Di masa ini kuil Parthenon didirikan.

Satu cerita menarik setelah kuil Parthenon dibangun: pada saat Athens di bawah dinasti-dinasti besar seperti tersebut di atas (Byzantine, Romawi dan Ottoman), di area tersebut pernah didirikan sebuah Gereja oleh orang-orang Bizantium, dan masjid oleh orang-orang Turki (tahun 1460 Masehi). Konon kabarnya, Sultan Mehmed II sengaja membangun masjid di Parthenon sebagai bentuk peringatan terhadap kudeta gagal orang-orang Yunani terhadap imperium Ottoman.

Namun sayangnya kemudian pada saat direstorasi setelah bangsa Yunani memerdekakan diri dari wangsa Ottoman, semua bangunan tambahan termasuk masjid tersebut dirubuhkan oleh orang-orang Athena. 





Perang yang bertubi-tubi, seperti perang dengan bangsa Persia dan Venesia membuat Parthenon sempat hancur. Beberapa Kaisar Romawi seperti Julius, Herodes, dll telah berusaha melakukan restorasi. Dan tahun 1800-an di bawah kekasiran Ottoman, beberapa restorasi juga sempat dilakukan. Usaha-usaha untuk melakukan restorasi akhirnya dilanjutkan sampai sekarang oleh pemerintah Yunani,  sejak tahun 1975. 




No comments:

Post a Comment